MEDIAKAMPUS.INFO – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, mendorong pengembangan riset di perguruan tinggi Aceh sebagai langkah strategis untuk memperkuat pembangunan daerah secara berkelanjutan. Menurut Stella, riset lokal tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Riset lokal harus mampu mendorong perkembangan ekonomi regional, mengatasi kemiskinan, dan meningkatkan SDM. Semua ini harus saling berkesinambungan untuk memastikan apa yang telah dicapai dapat dipertahankan sambil terus berkembang,” ujar Stella saat membuka Aceh International Forum (AIF) 2024 pada Senin (23/12).
Dalam acara tersebut, Stella memberikan apresiasi atas berbagai penelitian yang dilakukan universitas, sekolah vokasi, dan kelompok peneliti di Aceh. Penelitian seperti pengolahan limbah tulang ikan, pemanfaatan daun nilam, serta penggunaan serat sabut kelapa disebutnya sebagai contoh riset yang relevan dan bermanfaat.
“Namun, riset yang progresif perlu dilengkapi dengan teknologi mutakhir agar hasilnya dapat dimanfaatkan secara lebih efektif dan efisien,” tambah Stella.
Ia juga memberikan penghormatan khusus kepada perempuan yang telah mengambil peran penting dalam pengembangan riset, sains, dan teknologi di Aceh. Stella mengajak pemerintah daerah untuk memberdayakan universitas, mahasiswa, dan dosen dalam mengatasi berbagai tantangan domestik.
“Perguruan tinggi adalah aset strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan keberlanjutan. Kita harus bersama-sama melihat potensi lokal, melakukan hilirisasi hasil riset, dan mengembalikan manfaatnya bagi pembangunan nasional,” tuturnya.
AIF 2024 menjadi ajang refleksi dua dekade perjalanan Aceh pasca-tragedi tsunami. Forum ini merupakan kolaborasi antara Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Universitas Teuku Umar (UTU), dan Pemerintah Aceh.
Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal, menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam menyelenggarakan forum ini. “Kebangkitan Aceh adalah bukti dari kekuatan kolektif yang luar biasa. Forum ini juga menjadi sarana untuk memperkuat hubungan internasional,” ungkap Safrizal.
Rektor Universitas Teuku Umar, Ishak Hasan, memuji langkah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang membuka peluang baru dalam mengoptimalkan sumber daya secara berkelanjutan. “Kami berharap kegiatan ini dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret untuk memperkuat masa depan Aceh,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UIN Ar-Raniry, Mujiburrahman, menjelaskan bahwa AIF 2024 menjadi wadah untuk berbagi gagasan dan memberikan layanan kepada masyarakat melalui rangkaian diskusi panel, peluncuran buku, dan pameran internasional.
“Forum ini adalah peluang untuk mempererat kerja sama global, membahas isu-isu kemanusiaan, dan meletakkan fondasi bagi prinsip pembangunan masa depan,” pungkas Mujiburrahman.(ask/dikti.kemdikbud.go.id)