MEDIAKAMPUS.INFO – Dalam dunia pendidikan tinggi, magang merupakan wadah bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu dan teori yang dipelajari di bangku kuliah ke dunia kerja. Program magang akan memiliki nilai tambah jika dampaknya tidak hanya dirasakan mahasiswa, tetapi juga masyarakat luas. Dengan visi tersebut, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) merancang program magang tripartit yang melibatkan kampus, lembaga swadaya masyarakat, dan Kementerian Perdagangan.
“Kami memiliki mata kuliah akuntansi berkelanjutan. Jadi, kini akuntansi pun ikut memperhatikan keberlanjutan,” ungkap Sylvia Yazid, Sekretaris Unpar, memulai penjelasannya.
Sylvia menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan aktif mendorong pelaku usaha menengah untuk menembus pasar internasional. Langkah serupa juga dilakukan oleh Business and Export Development Organization (BEDO), sebuah lembaga swadaya masyarakat. Namun, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pelaku usaha menengah adalah kemampuan untuk menyusun laporan keberlanjutan (sustainability report), yang menjadi syarat utama masuk ke perdagangan global.
“Semua pihak kini berusaha mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Namun, tidak semua pelaku usaha mampu membuat laporan keberlanjutan ini, terutama usaha menengah yang belum memiliki kesiapan,” jelas Sylvia.
Melihat kebutuhan ini, Unpar menjalin kerja sama dengan Ernst & Young Indonesia setelah memenangkan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) pada 2021. Kolaborasi tersebut menghasilkan program magang inovatif yang melibatkan mahasiswa dalam membantu usaha menengah menyusun laporan keberlanjutan.
“Mahasiswa kami menjalani magang di beberapa kota di Jawa dan Bali, tidak hanya di satu lokasi,” jelas Sylvia dengan bangga. Program ini tidak hanya memberikan mahasiswa pengalaman praktis di bidang akuntansi berkelanjutan, tetapi juga membantu usaha menengah mempersiapkan ekspor mereka.
Program ini menjadi bukti nyata kontribusi Unpar dalam mendukung penguatan ekspor nasional, salah satu tugas utama Kementerian Perdagangan. Atas keberhasilannya, Program Studi Akuntansi Unpar meraih penghargaan Anugerah Diktisaintek 2024 untuk kategori Program MBKM Mandiri dengan subkategori Program Studi Paling Transformatif dan Berdampak.
“Kami sangat bersyukur atas penghargaan ini. Dengan program Kampus Merdeka, cakupan dan dampak dari kegiatan kami semakin luas,” ujar Sylvia.
Sejak diluncurkan pada 2021, lebih dari 100 mahasiswa telah mengikuti program magang ini, yang memberikan mereka bekal berharga untuk masa depan. Selain Unpar, penghargaan serupa juga diberikan kepada LLDikti Wilayah XV, yang dinobatkan sebagai LLDikti Penyelenggara MBKM Mandiri Terbaik.
“Program MBKM ini sangat dibutuhkan masyarakat, terutama di Nusa Tenggara Timur, untuk memastikan mahasiswa dari wilayah terluar dapat mengekspresikan diri dan menjadi generasi penerus bangsa,” ujar Adrianus Amheka, Kepala LLDikti Wilayah XV.
Adrianus menambahkan bahwa kegiatan seperti pertukaran mahasiswa, magang industri, dan proyek independen menjadi program yang paling diminati. Ke depan, LLDikti Wilayah XV berkomitmen menjaga relevansi dan manfaat dari program-program tersebut, sejalan dengan upaya Unpar yang terus memperluas kerja sama dengan berbagai mitra.
“Kami sadar, bantuan pemerintah memungkinkan kami bergerak lebih cepat dan jauh. Namun, kami juga mempersiapkan diri untuk mandiri di masa depan,” tutup Sylvia. (ask/ dikti.kemdikbud.go.id)