PPI Thüringen Menggelar Pasar Kaget di Jena, Jerman, Pelipur Rindu Tanah Kelahiran

BERLIN, MEDIAKAMPUS.INFO – Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) cabang Thüringen sukses menggelar acara Kaki Lima 2.0: Pasar Kaget, Indonesian Food and Culture di kota Jena negara bagian Thüringen, Jerman, pada Minggu, 4 Juni 2023. Kaki Lima 2.0: Pasar Kaget merupakan acara perdana PPI Thüringen setelah vakum selama pandemi Covid-19 melanda. Sedikitnya 150 pengunjung memenuhi gedung Internationales Centrum ‘Haus auf der Mauer’.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia, Ardi Marwan turut mengapresiasi jerih payah pengurus PPI Thüringen yang sudi mengaktifkan kembali organisasinya setelah hiatus akibat pandemi. “Selamat dan apresiasi saya ucapkan kepada pengurus PPI Thüringen karena telah mengadakan acara ini. Saya merasa seperti sedang berada di acara 17an” ucap Ardi diikuti dengan gelak tawa pengunjung.

Zhegian Akbar Gustaman, Ketua PPI Thüringen, mengungkapkan bahwa PPI Thüringen terakhir mengadakan acara adalah pada tahun 2019, “Tak heran banyak pengunjung yang datang lantaran sudah kangen dengan acara terbuka seperti ini,” ucap pria yang kerap dipanggil Zhegi itu.

Zhegi menambahkan bahwa diadakannya acara ini dikarenakan sulitnya untuk mendapatkan makanan Indonesia di negara bagian Thüringen. “Hanya ada satu restoran Indonesia di negara bagian Thüringen, yaitu di kota Arnstadt” katanya.

Lebih lanjut, pemilihan Minggu sebagai hari pelaksanaan bukan tanpa alasan. Pasalnya, sebagian besar toko dan restoran di Jerman tutup pada hari Minggu. “Maka dari itu, salah satu alasan mengapa dipilih hari Minggu adalah agar masyarakat lokal Jena pun juga dapat meramaikan dan membeli dagangan teman-teman” ujar Zhegi.

Tidak hanya orang Indonesia saja yang hadir tapi warga lokal Jena yang penasaran menjajal makanan Indonesia pun turut meramaikan acara. Anna Hahnefeld seorang warga lokal Jena mencicipi makanan tradisional Indonesia yaitu kupat tahu. Mahasiswi Kedokteran Friedrich Schiller Universität itu merogoh kocek sebesar 6 Euro untuk mencicip ketupat yang dibalur sambel kacang itu. ”Rasanya enak sekali tapi saus kacangnya sedikit pedas,” tutur Anna.

Selain kupat tahu, terdapat lima stand lain yang menjajakan nasi padang, nasi ayam kukus jahe, mie ayam, bakso, siomay, batagor, gorengan, abon sapi, lidi-lidian, dan stick keju. Antrian mengular di stand siomay dan batagor. Menurut Omir Rahadian Pratama, diaspora Warga Negara Indonesia (WNI) asal Jakarta Timur menyebutkan dagangannya ludes dalam waktu 40 menit saja. “Orang-orang mungkin kangen dengan somay, makanya cepat habis” kata Omir sumringah. Ia membanderol satu porsi somay dan batagor sebesar 6,5 Euro.

Omir beserta istrinya rela menempuh perjalanan sekitar 104 km menggunakan kereta dari Leipzig ke Jena untuk berdagang di acara itu. “Kita ingin silaturahmi dengan teman-teman sesama WNI dan ingin melihat respon WNI serta warga lokal Jena terhadap siomay buatan kita” Ujar Omir yang beraspirasi untuk jualan online siomay di Jerman.

Selain itu, stand nasi padang pun tak kalah populernya. Banyak pengunjung yang rela antri selama 20 menit untuk mendapatkan satu porsi nasi dengan daging rendang, ayam cabai hijau dan daun singkong. Harga satu porsi nasi dengan ayam cabai hijau sebesar 6 Euro, sedangkan nasi dengan campuran ayam cabai hijau dan daging rendang sebesar 8 Euro.

Acara Kaki Lima 2.0: Pasar Kaget, Indonesian Food and Culture tidak hanya menyediakan makanan khas Indonesia,  panitia juga menyediakan band untuk menemani pengunjung selama mereka menyantap makanan. Selain itu, pengunjung yang ingin tampil bernyanyi pun dipersilahkan agar kondisi acara menjadi lebih hidup. (Adrian, Atdikbud/Editor: Rayhan Parady, Seno Hartono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *