Media Kampus
Masuk
  • Berita PT
  • Materi Kuliah & Buku
  • Tips Trik Akademis
  • Kreativitas Mahasiswa
  • Inspirasi Karir
  • Event & Kegiatan Kampus
Reading: Kapita Selekta Daring
Share
Media KampusMedia Kampus
Font ResizerAa
  • Berita PT
  • Materi Kuliah & Buku
  • Tips Trik Akademis
  • Kreativitas Mahasiswa
  • Inspirasi Karir
  • Event & Kegiatan Kampus
Search
  • Berita PT
  • Materi Kuliah & Buku
  • Tips Trik Akademis
  • Kreativitas Mahasiswa
  • Inspirasi Karir
  • Event & Kegiatan Kampus
Have an existing account? Sign In
Follow US
Home » Blog » Kapita Selekta Daring
Opini

Kapita Selekta Daring

Media Kampus
Last updated: Juni 6, 2020 6:23 am
Media Kampus Published Juni 6, 2020
Share
SHARE

Askurifai Baksin*

Medsos melalui berbagai gawai menjadi media berseloroh, iseng-iseng, isu politik, ghibah hingga belajar agama. Tak heran di medsos saat ini bermunculan para ustad medsos. Tiap hari ustad medsos ini memposting materi agama, lengkap dengan hadist dan Al quran.

Sisi lain, gawai dengan medsosnya saat bulan puasa menangguk banyak pahala. Pasalnya, gawai ini menjadi media belajar agama secara instan. Tak kalah dengan kegiatan pesantren kilat, medsos juga mampu menjadi media pesantren kilat. Tiba-tiba ada doa buka puasa yang berbeda dibanding yang sudah lazim dibaca umat Islam. Ada juga muncul doa-doa yang berasal dari Alquran yang dianggap paling sahih. Sementara ada yang posting  doa-doa yang konon berasal dari kalangan Syiah.

Interaksi pemakai medsos juga beragam. Ada yang menjawab dengan argumen bersifat dalil dan dalih. Sementara ada juga yang hanya mengacungkan jempol. Atau paling banyak yang no comment. Untuk yang selalu komen ada kalanya terjerumus debat kusir. Inilah yang menurut penulis berbahaya, terutama saat shaum harus menjaga dari hal yang menodai pahala. Umumnya orang puasa sanggup menahan yang membatalkan puasa, tapi sering terjebak melakukan hal-hal yang membatalkan pahala.

Lantas soal rencana pemerintah (menurut Mendagri Cahyo Kumolo) yang akan memberlakukan pemilihan rektor langsung oleh presiden.  Beritanya berasal dari detik.com.   Belakangan  Cahyo Komolo membantah berita itu dan menyatakan presiden nantinya hanya jadi konsultan. Ibarat virus yang menyebar, berita pertama tentu sudah menjadi viral dan menjadi konsumsi publik sehingga beragam tanggapan bermunculan, termasuk prediksi beberapa kalangan yang menggangap langkah pemerintah ingin mengulang seperti jaman Daud Yusuf dengan NKK BKK-nya.

Namun, postingan semacam itu juga tidak berdiri sendiri karena sebelumnya masyarakat  mendapat berita  ditangkapnya Alfian Tanjung yang dituduh melanggar UU ITE berupa menyebarkan unsur kebencian dan sara. Jugas viralnya  Ustad Tiar Anwar Bahtiar yang dicekal di kampus UGM yang  disusul pencekalan tokoh lain yang akan muncul di kampus-kampus. Tapi semua yang tersaji di medsos merupakan pilihan informasi. Semua bergantung khalayak untuk memilih kemudian membuang, mengikuti, mempercayai, atau bahkan masa bodoh.

Kapita Selekta Informasi

Pilihan informasi medsos jika kita analogikan seperti kapita selekta mata kuliah. Hampir semua mata kuliah di akhir perkuliahan akan disuguhi kapita selekta, misalnya kapita selekta sosiologi, kapita selekta jurnalistik, kapita selekta hukum, dan lain-lain bergantung bidang kajian. Menurut KBBI, kapita selekta merupakan bunga rampai karya ilmiah yang dianggap penting. Sementara menurut kamus hukum yang disusun JCT Simorangkir, kapita selekta adalah  kumpulan karangan yang masing-masing menguraikan sesuatu persoalan yang  termasuk dalam lingkungan suatu ilmu pengetahuan.

Saya membayangkan munculnya kapita selekta di medsos dengan sebutan ‘kapita selekta informasi daring’. Tiap hari berbagai informasi bertandang di medsos, tak mengenal waktu, tak mengenal pulsa. Sebagai medsos informasi tak perlu verifikasi. Inilah yang menyebabkan berubah menjadi hoax karena tanpa verifikasi. Sering tanpa sadar begitu seseorang mendapat postingan langsung copy paste dikirim ke teman. Padahal belum tentu informasi yang didapat benar. Bayangkan, jika tiap hari kita menjadi pengirim informasi yang tidak benar, berapa banyak informasi yang kita sampaikan kepada orang lain? Jika isinya ghibah, berapa banyak dosa yang sudah kita tanggung. Jadi, kalau kapita selekta ilmu ada proses pemilihan materi akademik berdasarkan kebutuhan mahasiswa, sementara informasi hoax medsos kadang membawa petaka.

Jika sepakat dengan kapita selekta informasi daring maka kita bisa bertindak sebagai transponder. Istilah ini  merupakan singkatan dari transmitter responder yang bermakna sebuah perangkat otomatis yang menerima, memperkuat, dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu. Jadi, masing-masing akan mengirim lagi informasi yang sinyal dan frekuensinya sesuatu yang baik-baik dan bermanfaat yang menjadi kesepakatan bersama.

Nun jauh di sana, dunia global memprotes kebijakan Donald Trump yang keluar dari Kesepatakan Iklim Paris. Presiden baru Amerika ini menyatakan keluar dari kesepakatan, padahal dunia kini dihadapkan bahaya pemanasan global.

Kontan saja banyak tokoh dunia mengecam tindakan ini. CEO Facebook Mark Zuckerberg menilai keputusan Trump sangat keliru. Menurut Mark, keputusan Trump buruk bagi lingkungan, buruk bagi ekonomi, dan menempatkan resiko masa depan anak-anak kita. CEO Apple Inc Tim Cook  juga mengecam tindakan Trump dengan menyebut  keputusan yang salah untuk planet kita. Apple berkomitmen untuk melawan perubahan iklim dan tidak pernah bimbang. Selanjutnya CEO Google Sundar Pichai kecewa atas keputusan Trump. Menurutnya, Google akan tetap bekerja keras untuk lebih bersih demi masa depan yang lebih sejahtera untuk semua. Terakhir,  CEO Twitter Jack Dorsey yang mengkritik keras Trump.”Ini langkah sangat mundur  oleh pemerintah federal. Kita berada di bumi ini bersama-sama dan perlu bekerjasama bersama-sama.” (Republika, 3/6)

Di medsos beberapa negara keputusan Trump ini menjadi viral. Termasuk yang diungkapkan petinggi Apple secara tegas diposting di twitter pribadinya. Ini menunjukkan bagaimana kapita selekta informasi daring bisa dibentuk. Saatnya medsos kita mampu menyuguhkan postingan yang berdampak isu global positif. Isu lingkungan dengan dampak pemanasan global menurut penulis sebagai bahan kapita selekta informasi yang bermanfaat. Karena di dalamnya ada pesan moral menyangkut keselamatan umat manusia. Mari membangun medsos dalam bingkai kapita selekta informasi daring sebagai ujud literasi medsos agar gawai yang kita punya menjadi media dakwah bil qolam **

Share This Article
Facebook Twitter Email Print
By Media Kampus
Follow:
Berkeyakinan bahwa setiap tulisan memiliki kekuatan untuk berbagi pengetahuan dan mencerahkan pikiran. Mendedikasikan diri untuk merangkai kata-kata yang informatif, inspiratif, dan bermanfaat bagi pembaca. Bercita-cita untuk turut berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa melalui aksara
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FacebookLike
TwitterFollow
PinterestPin
YoutubeSubscribe

LATEST NEWS

Yuk Gabung Jadi Penulis di MediaKampus.Info

Punya ide dan cerita menarik? Salurkan bakat menulismu dan bagikan inspirasimu bersama kami! Bergabunglah menjadi penulis sekarang!

Daftar Sekarang

Mengenali Habitus Academikus di Dunia Pendidikan

Media Kampus Media Kampus Juni 6, 2020
LSP Unisba Adakan Kaji Ulang Skema Sertifikasi
5 Macam Mie Goreng Cocok untuk Menu Sarapan Pagi
Menguatkan Identitas Kota Bandung Melalui Branding Aktivitas Kreatif
Menyoal Identitas
Media Kampus
  • Info Kampus
  • Opini
  • Riset & PKM
  • Info Video
  • Feature
  • Dunia Kerja
  • Profil
  • Contact

Mediakampus.info adalah wadah kreatifitas civitas akademi untuk berbagi informasi

© MediaKampus.info – . All Rights Reserved.

Follow US on Socials

  • Disclaimer
  • Ketentuan Privasi
  • Tentang Kami
Selamat Datang Kembali

Silakan Masuk Ke Akun Anda

Username or Email Address
Password

Lupa Pasword?

Belum Jadi Member? Daftar