Oleh: Muhammad Adhiem Bahri
Pada tahun 2022, data WHO (World Health Organization) menunjukkan setidaknya 703.000 orang melakukan tindakan bunuh diri setiap tahunnya. Data ini akan terus bertambah jika tidak ditanggulangi. Rata-rata umur yang melakukan bunuh diri tersebut berkisar antara 15-29 tahun. Faktor yang paling utama pada kebiasaan fenomena tersebut adalah penyakit kesehatan mental (World Health Organization, 2022).
Menurut WHO, kebanyakan tindakan bunuh diri ini terjadi pada negara ekonomi berkembang. Pada tahun 2022, angka bunuh diri (per 100.000 populasi) di Asia Tenggara tertinggi terdapat di Singapura 11,2 persen, Thailand sebanyak 8,8 persen, Vietnam 7,5 persen, Malaysia 5,7 persen, kemudian Indonesia 2,4 persen dan Filipina sebanyak 2,2 persen (PUTRI, 2023). Adapun angka kesehatan mental yang dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja (10-17 tahunn) di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental yang dilakukan dengan panduan Diagnostic dan Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) (GLORIA, 2022). Hal ini menjadi masalah besar karena hampir 24 persen dari total penduduk Indonesia berada dalam rentan usia 10-19 tahun yang membuat populasi remaja yang menjadi peran penting perkembangan Indonesia terancam (Rizaty, 2022). Kebanyakan dari remaja tersebut memiliki pikiran untuk melakukan kejahatan diri sendiri karena mereka berada tekanan pengalaman buruk dan tidak mengetahui cara untuk menghargai dirinya (Self-esteem (Febristi et al., 2020).
Di Indonesia, pencegahan masalah kesehatan mental sangat minim dikarenakan kurangnya tenaga profesional (Idaiani & Riyadi, 2018). Kemudian, ketersediaan rumah sakit atau klinik psikolog juga masih sangat kurang sehingga membuat kebanyakan orang yang memiliki gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan pengobatan. Oleh sebab itu, dibutuhkan edukasi dini terhadap remaja agar dapat meminimalisir penyakit mental yang akan dialami di masa depan (Prasetyo, 2021). Maka dari itu inovasi yang ditawarkan penulis adalah sebuah perangkat lunak (aplikasi) yang dapat dipakai di Handphone/ Smartphone yang menjadi daily reminder (pengingat sehari-hari) dan juga edukasi bagi siswa dan masyakarat. Aplikasi ini bernama Self-Help App yang berisi beberapa fitur terkait pengingat dan pelajaran yang diambil dari pesan moral sebuah komik ataupun quotes yang dapat mengubah pola pikir seseorang yang terkena Self-esteem. Kemudian dalam aplikasi tersebut terdapat, diskusi (konseling), dan masih banyak lagi yang dapat menjadi media edukasi kesehatan mental bagi pengguna. Olehnya, penelitian ini merupakan sebuah inovasi futuristis yang memiliki banyak manfaat dan urgen untuk diimplementasikan.
Self Esteem
Masalah penyakit mental yang mengarahkan ke tindakan menyakiti diri sering terjadi pada remaja dalam bentuk penyakit psikis yang beragam, bisa berupa depresi, kegelisahan, tidak menghargai dirinya, dan memikirkan hal yang negatif (Devras et al., 2013). Hal tersebut terjadi ketika seseorang tidak memahami value dari dirinya (nilai diri) dan tidak mendapatkan edukasi dalam menanggulangi penyakit tersebut (Fitriah & Hariyono, 2019).
Perilaku bunuh diri (pikiran bunuh diri, rencana bunuh diri, tindakan bunuh diri) yang terjadi karena faktor kejiwaan pada individu ini menjadi alasan terbesar dari fenomena yang diangkat . Gejala tersebut merupakan fenomena yang terjadi karena seorang individu mempunyai Self-esteem yang rendah (Sholich & Amelasasih, 2022). Singkatnya, Self-esteem merupakan sebuah nilai seseorang yang diberikan kepada dirinya sendiri, terkait seberapa puas seseorang dalam memandang harga dirinya (Refnadi, 2018).
Penghargaan terhadap diri sendiri (Self-esteem) ini pada dasarnya memiliki dua tingkatan, yaitu tinggi (sehat) dan rendah (tidak sehat) (Febrina et al., 2018). Self-esteem yang tinggi mengindikasikan bahwa seseorang itu merupakan orang yang memiliki sifat positif dalam kehidupan; pribadi yang optimis; bangga dan puas akan dirinya sendiri; dapat menerima kritik dan mentransfer hal negatif menjadi keuntungan bagi diri sendiri; dan memiliki kehidupan yang fleksibel. Sebaliknya, orang yang memiliki Self-esteem rendah mempunyai karakteristik negatif yang pesimis; tidak puas dengan dirinya, selalu bermimpi dan menginginkan untuk menjadi orang lain (membandingkan diri dengan orang lain); sensitif terkait kritikan orang lain; cenderung melihat peristiwa sebagai hal yang negatif (membesar-besarkan hal negatif yang dialami); dan sering mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan makan (Devras et al., 2013).
Selain itu, faktor yang memengaruhi tinggi atau rendahnya Self-esteem seseorang beragam. Baik itu eksternal dan internal, masa kanak-kanak, maupun kehidupan sosial masyarakat. Semua hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan atau perkembangan Self-esteem individu (Febristi, 2021). Anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang depresif, seperti orang tua yang abusif memungkinkan untuk memberikan gangguan stress pascatrauma (PTSD), begitupun dengan anak remaja yang pada masanya mendapatkan peristiwa yang traumatik akan berdampak pada bagaimana dia menilai dirinya (Mardiyati, 2015). Masalah Self-esteem yang tidak segera ditangani pada masa remaja akan membuat seorang individu tidak mengerti terkait nilai pribadi, tidak memiliki identitas dan tidak mengetahui kapasitas potensi kehidupannya serta rencana masa depan atau dewasa. Bahkan pada situasi terburuknya, seorang yang mempunyai Self-esteem rendah atau tidak sehat akan lebih cenderung melakukan pribadi bunuh (Riska & Krisnatuti, 2017). Olehnya, salah satu cara untuk memahamkan anak-anak atau masyarakat dewasa dapat dilakukan dengan mengedukasi terkait pentingnya memiliki Self-esteem yang sehat dengan pendekatan psikis.
Self-Help App
Self-Help App merupakan aplikasi yang bertujuan untuk menyalurkan nilai-nilai psikis yang berisi motivasi diri sekaligus sebagai media digital. Adapun konsep dari Self-Help ini adalah Self-Help akan secara otomotatis muncul pada homescreen masing-masing HandPhone pengguna. Hal tersebut bertujuan agar Self-Help menjadi pengingat sekaligus motivator bagi pengguna setiap hari. Kemudian, halaman utama aplikasi terdiri atas beberapa fitur, di antaranya:
- Self-Help, fitur ini berisi kumpulan Self-Help tentang motivasi diri. Pappasang ditulis menggunakan dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris. Jadi, aplikasi ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan motivasi kepada pengguna, akan tetapi aplikasi ini juga bertujuan untuk merevitalisasi kesehatan mental seseorang.
- Komik, fitur ini berisi cerita yang mengandung pesan pesan yang berkaitan dengan motivasi diri. Fitur ini juga sebagai alternatif bagi pengguna jika ingin mempelajari Self-Help melalui komik digital.
- Quotes, fitur ini berisi kumpulan doa untuk meningkatkan iman dan seputar motivasi diri.
- Grup, fitur ini berisi forum-forum atau komunitas dari pihak-pihak yang akan diajak bekerjam sama. Misalnya, Himpunan Psikologi Indonesia dan ISIP (International Student of Islamic Psychology) menyediakan forum-forum diskusi terkait motivasi diri, maka link ataupun forum tersebut akan disediakan pada fitur ini. Dengan demikian, melalui aplikasi ini para pengguna juga bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan motivasi diri.
- Favorit, fitur ini berisi Self-Help yang disukasi oleh pengguna. Jadi, jika pengguna ingin melihat kembali disalah satu fitur Self-Help yang disukainya, maka pengguna cukup masuk pada fitur ini.
- Catatan, fitur ini berfungsi sebagai wadah bagi pengguna jika ingin menulis catatan kecil atau dapat juga berfungsi sebagai diary book bagi pengguna.
Kerja Sama untuk Implementasi Gagasan
Demi terimplementasinya gagasan ini maka terdapat beberapa pihak yang akan diajak bekerja sama, di antaranya, Laboratorium Komputer, Universitas Hasanuddin. Pihak ini akan berkontribusi dalam pembuatan aplikasi Self-Help , Himpunan Psikologi Indonesia dan ISIP (International Student of Islamic Psychology) Indonesia. Yakni forum atau kegiatan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal motivasi diri akan dihubungkan secara otomatis ke dalam aplikasi ini, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Pihak ini akan berkontribusi dalam sosialisasi sekaligus mengimplementasikan aplikasi ini sebagai salah satu media pembelajaran. Peluang ini terlihat dengan permasalahan Self Esteem dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan demikian, aplikasi ini dapat jadikan sebagai salah satu media pembelajaran berbasis teknologi. dan Kementrian Kesehatan (KEMENKES), pihak ini akan berkontribusi dalam menyosialisasikan manfaat dan cara penggunaan aplikasi ini kepada masyarakat sekaligus dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi kesehatan mental. Adapun langkah-langkah dalam mengimplementasikan gagasan ini adalah sebagai berikut.
- Persiapan
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu, seperti kumpulan tema motivasi diri, doa-doa, dan kumpulan cerita komik yang menarik.
- Pelaksanaan
Pertama-tama akan dilakukan pembuatan aplikasi oleh Pihak Laboratorium Komputer, Universitas Hasanuddin. Kemudian, dilanjutkan oleh tahap evaluasi aplikasi atau tahap uji coba penggunaan Self-help App.
- Publikasi
Pada tahap ini akan dilakukan publikasi di playstore dan akan diserbarluaskan oleh pihak pemerintah dan pihak lainnya, seperti Himpunan Psikologi Indonesia dan ISIP (International Student Of Islamic Psychology Indonesia).
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa fenomena penurunan motivasi diri (Self-esteem) atau masalah kesehatan mental di Indonesia menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Salah satu cara yang tepat adalah dengan melakukan edukasi dari perspekif digital kepada masyarakat secara meluas, khususnya remaja dan orang dewasa sebagai kalangan yang banyak mengalami penurunan motivasi diri.
Sebagai hasil inovasi penulis maka aplikasi ini mengandung nilai-nilai moral yang dapat meningkatkan motivasi diri atau mental seseorang. Dilihat dari perkembangan zaman, teknologi telah menjamah seluruh aspek kehidupan sehingga dengan inovasi self-help App yang mengandung nilai self-esteem atau motivasi diri perlu disosialisasikan dengan berbasis teknologi. Self-Help App menjadi salah satu bentuk implementasinya yang memiliki dampak yang begitu besar, seperti menjadi media digital, pengingat nilai-nilai moral tentang motivasi diri, melestarikan kembali tentang pentingnya kesehatan mental, dan wadah bagi pengguna yang ingin mengikuti kegiatan-kegiatan tentang kesehatan mental.*
*Penulis adalah mahasiswa Universitas Hasanudin Makasar. Naskah ini merupakan materi Lomba Menulis Esai yang diselenggarakan Fakultas MIPA Unisba (Universitas Islam Bandung) dalama rangka Hari Pendidikan Nasional 2023.