MEDIAKAMPUS.INFO – Sudah sekira 2 bulan Universitas Islam Bandung (Unisba) menerapkan kuliah online. Sistem perkuliahan yang akan berlangsung hingga akhir semester genap melalui web ekuliah.unisba.ac.id ini merupakan langkah mengantisipasi penyebaran wabah covid-19 serta arahan pemerintah yang secara “mendadak” membuat lembaga, dosen, dan mahasiswa “harus” cepat menyesuaikan pengajarannya berbasis online.
Hal ini memberi tantangan sekaligus kesempatan baik bagi dosen maupun institusi. Seperti yang diutarakan dosen F. Hukum Unisba, Hj.Tatty Aryani Ramli, S.H., M.H., Dia mengatakan bahwa tantangan perkuliahan online dengan keberadaan teknologi, melaksanakan pengelolaan sistem teknologi dan penggunaannya (aplikasi) yang selama ini masih bersifat optional sudah tidak dapat dinafikan lagi dan “memaksa” harus sudah dipraktikkan di tengah wabah ini walaupun dosen kehilangan kesempatan untuk menjelaskan dan berdiskusi langsung dengan mahasiswanya. “Yang biasanya justru menjadi sarana mengasah kepekaan soft skill mahasiswa selain pemahaman teori semata,” ujarnya.
Dosen yang akrab disapa Ambu ini mengungkapkan, sebetulnya perkuliahan online ini juga memiliki sisi positif bagi Unisba yaitu dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan sudah lebih mumpuni dalam melakukan komunikasi virtual, serta dosen terdorong untuk segera membuat buku ajar fisik sebagai pendamping modul online. Hal ini sejalan dengan kesiapan Unisba yang sudah baik dari segi sarana dan prasarana untuk layanan kuliah online. “Staf IT sangat helpfull dan standby, juga tim operator fakultas siap dengan tutorial-tutorial praktisnya,” ungkapnya.
Diakuinya sebagai dosen generasi Boomers (gaptek), selama menjalankan perkuliahan online ini mengalami berbagai hambatan, seperti harus beradaptasi dan langsung praktik dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, melakukan penyesuaian model mengajar yang semula langsung di kelas dan saat ini harus segera menyusun dalam bentuk tulisan atau infografic yang dilengkapi dengan voice note dengan waktu terburu –buru, ketersediaan jaringan internet di rumah yang harus stabil dan kuat, serta waktu kerja menjadi lebih panjang dan seperti tidak terbatas.
Namun, berbagai kendala tersebut mampu diatasinya dengan berbagai langkah-langkah yang telah dilakukannya, seperti memanfaatkan semua fasilitas pendampingan singkat yang disiapkan oleh pihak Fakultas, mempersiapakan jaringan internet pribadi yang kuat dan stabil, serta bekerjasama dengan staff administrasi dan rekan Dosen generasi mileneal.
Menurut Ambu, ada perasaan dilema yang menyelimuti dirinya ketika harus menjalankan perkuliahan daring dalam kondisi wabah ini. Dikatakannya, pada saat memaparkan materi, pemaparan tanya jawab dan diskusi menjadi tidak optimal. Kemudian, Ambu harus menyaksikan banyak pelanggaran hak cipta dari mahasiswa ketika menjawab ujian dan membuat tugas. “Maka perlu strategi baru bagi para dosen agar tugas dan ujian dibuat dengan mendorong mahasiswa memberikan analisis pribadi dalam bentuk essai dan kasus buatan yang orisinal dan update,” katanya.
Ambu berharap, ke depan kuliah daring yang dilaksanakan dalam kondisi normal dapat terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya dalam satu semester agar mahasiswa menjadi lebih kreatif dengan lebih banyak membaca literatur yang akan meningkatkan pengetahuan dan daya analisanya.
Hal senada juga diungkapkan Redi Hadiyanto, S.Sy., M.H., yang baru 1 tahun ini menjadi dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) dan Perbankan Syariah F. Syariah Unisba. Dia mengatakan, fitur elearning Unisba sudah bagus untuk menyampaikan materi dan berdiskusi dengan mahasiswa.
“Bagusnya elearning ada dua Bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Chat langsung seperti di Facebook yang disaksikan langsung oleh peserta, jadi ada forumnya. Untuk diskusi saya suka menggunakan forum bukan chat. Kalau forum itu ada satu pertanyaan bisa kita komentar dan dikomentari juga dengan temen lainnya. Lebih bagus di situ untuk chatting,” katanya.
Bahkan menurutnya, dengan koneksi internet yang lemah pun, elearning Unisba masih bisa berjalan dengan baik dan tidak banyak memakan kuota. “Masalah itu bagi yang belum terbiasa, belum bisa dan belum paham teknis penggunannya,” ucapnya.
Diakuinya, dia belum memahami fitur jumlah kehadiran mahasiswa sehingga tidak mengetahui jumlah pasti mahasiswa yang hadir. Namun, hal tersebut dapat diatasinya dengan memberikan kuis. “Jadi mereka yang tidak mengumpulkan kuis, berarti tidak hadir pada saat perkuliahan online. Kalau saya kasih durasi kuisnya cukup lama sekitar 2 jam. Untuk teknis pelaksanaan mengisi kuisnya 30 menit. Saya beri jeda agar mereka ada waktu luang. Kadang ada yang baterenya lowbat trus keluar dari sistem maka harus mengisi dari awal lagi. jadi saya kasih rentang waktu yang cukup,” paparnya.
Lain lagi dengan praktikum di lab., Kasie Lab A Farmasi Unisba, Anggi Arumsari, M.Si., Apt., mengatakan, saat ini praktium di lab ditiadakan sesuai dengan anjuran yang tertera pada Surat Edaran Rektor dengan no. 198/A18/Rek-k/III/2020 dengan meniadakan perkuliahan dan praktikum tatap muka langsung.
Namun, menurutnya saat ini terdapat satu praktikum yang dilaksanakan secara online yang telah ditempuh sebelum wabah ini menyebar dan Surat Edaran Rektor tersebut keluar. “Karena tinggal dua petemuan lagi maka kami berikan dua modul secara online melalui elearning Unisba. Nantinya, pada saat UAS praktikum juga akan dilaksanakan secara online,” ujarnya.
Dia menambahkan, khusus untuk Prodi Farmasi Unisba yang Tugas Akhirnya mengharuskan praktikum di lab dan tidak memungkinkan untuk diperpanjang waktunya maka akan diubah skema penelitiannya. “Biasanya mahasiswa ada yang punya sedikit data dan ada yang belum punya data sama sekali. Nah, yang belum dapat data, kami ganti skema penelitiannya menjadi jurnal review. Jadi, biasanya mengambil sekitar 50 jurnal nanti disajikan dalam 1 jurnal dan kemudian harus diposting jurnal nya. Jadi, semacam studi literatur,” jelasnya.
Dari sisi mahasiswa, seperti yang diungkapkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Angkatan 2019, Annisa, mengatakan proses perkuliahan online-nya berjalan dengan baik walaupun terkadang mengalami kendala.
Annisa menjelaskan, media yang digunakan selain web ekuliah Unisba, juga menggunakan aplikasi Zoom dan Whatsapp (WA). “Dengan zoom, semua mahasiswa join dalam satu zoom meeting. Adapun dosen yang pakai media WA, jadi setiap kelompok yang presentasi, mengajukan materi ke grup WA untuk dikaji oleh mahasiswa. Setelah itu, semua mahasiswa diwajibkan untuk menyerahkan pertanyaan dan dijawab oleh pihak yang presentasi menggunakan media video,” katanya.
Selama perkuliahan online, dia juga sempat tertinggal informasi karena sinyal yang kurang baik atau kehabisan kuota dan gangguan teknis pada media pembelajarannya. Untuk mengatasinya, Annisa menghubungi dosen dengan memberitahukan kendala yang dialaminya. Serta jika mengalami ketertinggalan materi, dia membaca kembali materi yang diberikan sebelum perkuliahan dimulai atau meminta informasinya kepada temannya.
Sementara itu, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Angkatan 2017, Yudha, mengatakan, tutorial atau pembahasan kasus dan praktikum di lab FK dilaksanakan menggunakan aplikasi Zoom. “Untuk yang di lab biasanya menggunakan mikroskop karena praktikumnya online maka hanya menggunakan media foto yang kemudian dishare melalui Zoom. Sedangkan praktik motorik tidak ada pembelajaran karena harus dilaksanakan di lab.,” ungkapnya.
Pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) online dengan menggunakan CBT yang telah dilaksanakana beberapa waktu yang lalu, menurutnya, mengalami banyak gangguan. “Walaupun internet bagus kadang gangguan terjadi pada servernya. Ujian ini kan satu menit satu soal, tanpa memperhitungkan gangguan server dan lainnya. Jadi, kadang ketika ujian tidak bisa next ke jawaban selanjutnya seperti tadi, ketika beberapa soal dijawab waktu tiba-tiba habis,” paparnya.
Yudha berharap, ke depan jika perkuliahan dan ujian kembali menggunakan sistem online, dosen berinisiatif membuat video sehingga mahasiswa bisa mendengar apa yang dosen jelaskan. Selain itu, dosen juga dapat memberikan tambahan toleransi waktu dalam mengerjakan ujian online untuk mengantisipasi server yang crowded.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl, memberikan pesan kepada civitas akademika Unisba agar jangan sampai musibah ini menghentikan proses belajar dan mengajar. “Kepada dosen untuk memberikan yang terbaik kepada mahasiswa jangan sampai membuatnya menjadi bosan dan tidak nyaman. Kepada mahasiswa untuk terus bersabar. Jika mendapatkan uraian atau penjelasan yang agak sulit, agar dikomunikasikan dan semua hadapi dengan sabar dan jiwa besar,” terangnya.(fai)